“Ilmu
tanpa agama (bimbingan moral) adalah buta” Ini adalah sebuah kalimat yang diucapkan Einstein
menjadi insprirasi buat saya untuk menulis refleksi ini.
Ilmu adalah kebutuhan yang sangat penting dan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Meskipun begitu, ilmu hanya berwenang menentukan baik atau buruk, benar atau salah suatu pernyataan. Sementara itu, tentang baik atau buruk, benar atau salah dari segala sesuatu di dunia ini, semuanya kembali kepada agama dan sumber-sumber moral.
Ilmu dapat menghantarkan manusia mencapai kesejahteraan hidup tetapi ilmu juga dapat menghantarkan manusia ke dalam jurang malapetaka. Di sinilah letak peran agama dan pendidikan moral untuk membatasi perilaku manusia dalam menggapai dan mengaplikasikan ilmunya.
Memiliki kepandaian dalam ilmu pengetahuan bisa jadi merupakan prioritas bagi seseorang namun kepandaian bukanlah segala-galanya. Kita membutuhkan bimbingan moral dan pendalaman iman keagamaan agar kepandaian yang kita miliki seimbang dengan moral dan kehidupan kerohanian kita. Karena kebutaan akan moral dan ajaran agama akan meyebabkan kehancuran bagi diri sendiri.
Sesungguhnya kita membutuhkan kehidupan yang selaras dan seimbang antara ilmu dan agama. Penampilan luar atau fisik yang meyakinkan harus diimbangi dengan hati yang murni dan untuk itu kita perlu mengelola hidup rohani kita. Karena dengan hidup rohani yang kuat akan menjadikkan kita makin bijak dan menjadi benteng bagi kita untuk menghalau setiap keinginan buruk yang bisa saja muncul sebagai akibat dari kepandaian yang kita miliki.
Dalam hidup di dunia ini, betapa kita sangat membutuhkan bantuan, kekuatan, dan perlindungan dariNya, terlepas dari semua kepandaian dan kelebihan diri kita. Kerinduan untuk selalu membangun relasi yang intim dengan Tuhan dalam doa-doa kita merupakan cara untuk membentengi diri dan bagaimana seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah menjawab kehendak-NYA dalam hidup kita.
Ilmu adalah kebutuhan yang sangat penting dan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Meskipun begitu, ilmu hanya berwenang menentukan baik atau buruk, benar atau salah suatu pernyataan. Sementara itu, tentang baik atau buruk, benar atau salah dari segala sesuatu di dunia ini, semuanya kembali kepada agama dan sumber-sumber moral.
Ilmu dapat menghantarkan manusia mencapai kesejahteraan hidup tetapi ilmu juga dapat menghantarkan manusia ke dalam jurang malapetaka. Di sinilah letak peran agama dan pendidikan moral untuk membatasi perilaku manusia dalam menggapai dan mengaplikasikan ilmunya.
Memiliki kepandaian dalam ilmu pengetahuan bisa jadi merupakan prioritas bagi seseorang namun kepandaian bukanlah segala-galanya. Kita membutuhkan bimbingan moral dan pendalaman iman keagamaan agar kepandaian yang kita miliki seimbang dengan moral dan kehidupan kerohanian kita. Karena kebutaan akan moral dan ajaran agama akan meyebabkan kehancuran bagi diri sendiri.
Sesungguhnya kita membutuhkan kehidupan yang selaras dan seimbang antara ilmu dan agama. Penampilan luar atau fisik yang meyakinkan harus diimbangi dengan hati yang murni dan untuk itu kita perlu mengelola hidup rohani kita. Karena dengan hidup rohani yang kuat akan menjadikkan kita makin bijak dan menjadi benteng bagi kita untuk menghalau setiap keinginan buruk yang bisa saja muncul sebagai akibat dari kepandaian yang kita miliki.
Dalam hidup di dunia ini, betapa kita sangat membutuhkan bantuan, kekuatan, dan perlindungan dariNya, terlepas dari semua kepandaian dan kelebihan diri kita. Kerinduan untuk selalu membangun relasi yang intim dengan Tuhan dalam doa-doa kita merupakan cara untuk membentengi diri dan bagaimana seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan Allah menjawab kehendak-NYA dalam hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar