Jumat, 07 Desember 2012

Indahnya Hidup Berdampingan Dengan Damai



Mendengar rekaman perkuliahaan Filsafat pada pertemuan kemarin, ada satu istilah yang menjadi penting bagi saya yaitu sang kapitalis, yang kemudian membuat saya berpikir untuk membuat refleksi ini. Saya tertarik untuk mengangkat “Indahnya Hidup Berdampingan Dengan  Damai ” sebagai judul refleksi saya kali ini.
 
Hampir setiap hari kita mendengar kekerasan dan peperangan di berbagai belahan dunia. Banyak korban yang berjatuhan dan tak terhitung kerugian yang dialami orang rakyat yang sama sekali tak menginginkan adanya peperangan. Sungguh, suatu peristiwa yang meninggalkan luka dan trauma yang berkepanjangan masyarakat yang mengalamainya. Mendengar dan melihat peristiwa seperti ini, muncul pertanyaan di benak saya ;  Apakah para penguasa atau penentu kebijakan masih mempunyai hati? Apakah sudah tidak ada jalan damai sampai-sampai “perang” adalah jalan keluar yang paling baik untuk menyelesaikan konflik?
Saya teringat akan satu bagian dari kitab suci, yang menceritrakan tentang suatu madah pujian yang agung, dimana Nabi Yesaya berbicara tentang semua air mata yang diseka dan tentang suatu pesta mewah yang dihidangkan bagi segala suku dan bangsa. Pada suatu hari, kata Nabi Yesaya, “semua bangsa di bumi akan memuji Allah dan bersuka cita karena keselamatan yang Ia berikan”.  Dari cerita kitab suci ini, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Allah yang menciptakan segala suku dan bangsa, menginginkan keseimbangan dan keselarasan untuk hidup berdampingan dalam suasana damai bukan sebaliknya, karena sesungguhnya Allah menjanjikan keselamatan bagi semua orang tanpa memandang dari suku dan bangsa  mana dia berasal. Lalu mengapa masih saja ada orang yang menginginkan peperangan? Bukankah keseimbangan, keselarasan dan kedamaian dalam hidup pasti menjadi dambaan setiap orang beriman?
Suatu suku atau pun bangsa bisa saja dikatakan sangat maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, militer, dan yang lainnya, namun keadaan seperti itu harus diimbangi dengan kehidupan spiritual yang baik dimana masyarakatnya memiliki hati yang murni sebab Allah berkenan kepada orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, karena hati yang murni akan mempengaruhi tiap kata dan tindakan yang baik. Jadi, semaju apapun suatu bangsa, yang paling penting adalah bagaimana mengelola hidup spiritual atau rohani yang baik dan kuat. Hidup rohani yang kuat akan menjadikkan setiap orang makin bijak dan menjadi saluran berkat bagi sesama dan Allah. Sehingga sangat perlu bagi kita untuk memajukan sikap hormat dan saling menghargai antar sesama, perlu bagi kita untuk membangun damai di mana terjadi konflik agar kehidupan yang penuh dengan kedamaian akan tercipta. Semoga Allah menganugerahi rahmatNYA kepada sang power nour agar mampu memikirkan upaya damai bagi keselamatan semua bangsa tanpa memikirkan keuntungan atau kepentingan bangsanya, sehingga keseimbangan, keselarasan dan kedamaian hidup dapat tercipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar