Mendengar rekaman perkuliahaan Filsafat
pada pertemuan kemarin, ada satu istilah yang menjadi penting bagi saya yaitu sang
kapitalis, yang kemudian membuat saya berpikir untuk membuat refleksi ini. Saya
tertarik untuk mengangkat “Indahnya Hidup Berdampingan
Dengan Damai ” sebagai judul refleksi saya kali ini.
Hampir setiap hari kita mendengar kekerasan dan peperangan di berbagai belahan dunia. Banyak korban yang berjatuhan dan tak terhitung kerugian yang dialami orang rakyat yang sama sekali tak menginginkan adanya peperangan. Sungguh, suatu peristiwa yang meninggalkan luka dan trauma yang berkepanjangan masyarakat yang mengalamainya. Mendengar dan melihat peristiwa seperti ini, muncul pertanyaan di benak saya ; Apakah para penguasa atau penentu kebijakan masih mempunyai hati? Apakah sudah tidak ada jalan damai sampai-sampai “perang” adalah jalan keluar yang paling baik untuk menyelesaikan konflik?
Saya teringat akan satu bagian dari kitab
suci, yang menceritrakan tentang suatu madah pujian yang agung, dimana Nabi
Yesaya berbicara tentang semua air mata yang diseka dan tentang suatu pesta
mewah yang dihidangkan bagi segala suku dan bangsa. Pada suatu hari, kata Nabi
Yesaya, “semua bangsa di bumi akan memuji
Allah dan bersuka cita karena keselamatan yang Ia berikan”. Dari cerita kitab suci ini, saya bisa
mengambil kesimpulan bahwa Allah yang menciptakan segala suku dan bangsa, menginginkan
keseimbangan dan keselarasan untuk hidup berdampingan dalam suasana damai bukan
sebaliknya, karena sesungguhnya Allah menjanjikan keselamatan bagi semua orang tanpa
memandang dari suku dan bangsa mana dia
berasal. Lalu mengapa masih saja ada orang yang menginginkan peperangan? Bukankah
keseimbangan, keselarasan dan kedamaian
dalam hidup pasti menjadi dambaan setiap orang beriman?
Suatu suku atau pun bangsa bisa saja
dikatakan sangat maju dalam ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, militer, dan yang
lainnya, namun keadaan seperti itu harus diimbangi dengan kehidupan spiritual
yang baik dimana masyarakatnya memiliki hati yang murni sebab Allah berkenan
kepada orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, karena hati yang murni
akan mempengaruhi tiap kata dan tindakan yang baik. Jadi, semaju apapun suatu
bangsa, yang paling penting adalah bagaimana mengelola hidup spiritual atau rohani
yang baik dan kuat. Hidup rohani yang kuat akan menjadikkan setiap orang makin
bijak dan menjadi saluran berkat bagi sesama dan Allah. Sehingga sangat perlu
bagi kita untuk memajukan sikap hormat dan saling menghargai antar sesama,
perlu bagi kita untuk membangun damai di mana terjadi konflik agar kehidupan
yang penuh dengan kedamaian akan tercipta. Semoga Allah menganugerahi rahmatNYA
kepada sang power nour agar mampu memikirkan upaya damai bagi keselamatan semua
bangsa tanpa memikirkan keuntungan atau kepentingan bangsanya, sehingga keseimbangan, keselarasan dan kedamaian
hidup dapat tercipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar